BIREUENSATU.ID – Hamparan padang rumput yang luas, hutan yang lebat, kicauan burung, hingga gerombolan gajah liar di tepian sungai, menjadi gamparan kondisi alamnya.
DI tengah lebatnya hutan, di pinggir derasnya air sungai, di sini lah Conservation Response Unit (CRU) DAS Peusangan berdiri.
Tempat ini akan menjadi titik awal petualangan kawasan tersebut.
Keberadaan CRU dengan gajah jinaknya, bertujuan untuk mengurangi konflik antara gajah dengan manusia.
CRU DAS Peusangan sudah berada di dataran tinggi Gayo.
Secara Administrasi, adanya di Desa Negeri Antara, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Bener Meriah.
Untuk menjelajah CRU DAS Peusangan, dari Jalan Bireuen-Takengon, kita harus menempuh jalan menanjak dan berkerikil sepanjang 6 Km.
Jalan ini hanya bisa dilalui dengan kendaraan khususnya, seperti 4×4.
Jika kamu tidak punya, maka dapat menghubungi pemandu setempat.
Pemandangan hutan yang lebat dan udara yang dingin siap menyambut.
Kendaraan juga harus melintasi sungai kecil untuk tiba di CRU.
Perjalanan menuju ke CRU saja sudah sangat menguji adrenalin.
Tiba CRU, gajah-gajah jinak bersama mahout yang ramah siap menyapa.
Pengunjung bisa mengikuti banyak aktivitas gajah, mulai saat bermain di hamparan padang ilalang, hingga mandi di sungai.
Di CRU hanya ada dua bangunan berkontruksi kayu, yang merupakan tempat tinggal pawang dan mahout.
Para pengunjung dapat mendirikan tenda di halaman CRU, areanya cukup luas.
Membawa bekal ikan, ayam, atau ubi untuk dibakar di kala malam menjadi pilihan yang tepat.
Kalau kamu ngecamp di CRU ini, jangan lupa bawa kopi atau jahe, karena udara dingin yang menusuk, membuatkan pengunjung butuh tegukan kopi.
Di CRU ini, sinyal telepon selular adalah barang mahal.
Kamu harus pergi ke titik tertentu untuk sekedar menelepon atau mengirim pesan.
Susahnya sinyal telepon yang sebenarnya menjadi camping di CRU Peusangan semakin menarik.
Pengunjung bisa benar-benar lepas dari dunia luar, untuk sejenak merasakan pelukan alam.
“Berkunjung ke CRU DAS Peusangan menjadi pengalaman yang sangat berharga, karena bukan hanya melihat, tapi bisa bermain langsung dengan gajah-gajah di sini,” ujar Salwa Nisrina, Duta Wisata Indonesia saat berkunjung pada akhir September lalu.
Ya, para pengunjung bisa ikut langsung memandikan gajah, berfoto, hingga naik ke atas gajah.
Di CRU ini, terdapat tiga gajah betina jinak, Mega, Septi dan Oxin.
Kalau lagi mandi, gajah-gajah ini suka memamerkan kebolehannya di depan pengunjung, seperti menyemprotkan air.
Usai puas bermain dengan gajah, pengunjung bisa menutup petualangan dengan arung jeram di Krueng Peusangan, tempat para gajah-gajah mandi.
Sungai atau Krueng Peusangan ini berhulu di Danau Lut Tawar dan bermuara di Selat Melaka.
Toprografi sungai yang lebar, deras, dan dipenuhi bebatuan menawarkan uji adrenalin level tinggi.
Sepanjang mata mamandang, kiri dan kananya hanya hutan.
Dari atas perahu karet, pengunjung akan merasakan derasnya arus dan hentakan saat boat harus bertabrakan dengan bebatuan.
Ada saatnya harus landai, ada saatnya harus mengajuh supaya bisa melewati jeram-jeram yang sudah menjadi rutenya.
Jika lelah, pengunjung bisa meminta sekiper untuk menepi dan beristrihat.
Jika membawa bekal, memilih makan di pinggir sungai dan tengah hutan juga cukup asyik.
“CRU Peusangan ini dijuluki juga sebagai ‘Little Africa’, ini pengalaman pertama Salwa berkunjung ke sini dan kita di sini bisa rafting.
Di sini digabungkan antara wisata alam dengan sport tourism,” jelas Salwa.
Ada tiga pilihan jarak untuk arung jeram, adanya yang 6 km, hingga belasan kilometer.
Jadi sesuaikan saja dengan kemampuan fisik ya.
Perwakilan dari CRU Peusangan, Riki mengatakan, jika beruntung, para peserta arung jeram bisa bertemu gerombolan gajah liar di tepi sungai.
Karena arung jeram itu memang jalur lintasan gajah.
Dikatakan, di kawasan itu ada beberapa kelompok gajah yang dipimpin oleh gajah jantan.
“Kalau gajah liar ada beberapa kawanan, dan satu kawanan itu sekitar 20-30 gajah,” jelas Riki.
Ia mengajak wisatawan yang ingin mengetahui tentang gajah untuk mengunjungi CRU Peusangan.
Di sana juga ada wisata arung jeram atau rafting yang dapat dinikmati wisatawan.
Leave a Reply