BIREUENSATU.ID – Sebanyak 20 mahasiswa dari 16 universitas di Pulau Jawa, Sabtu (22/10/2022) hadir ke Bireuen, mereka mengunjungi kamar Soekarno di Pendopo Bupati Bireuen.
Kamar yang pernah menjadi ruang kerja Presiden Soekarno di masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan waktu itu.
Mereka mahasiswa program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Modul Nusantara Kelompok 3 Nahrasiyah, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe.
Ke 20 mahasiswa tersebut adalah dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Kadiri, Sekolah Tinggi
Ilmu Hukum Islam, Universitas Jember, Institut Pendidikan Indonesia.
Kemudian dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Universitas Diponegoro, Universitas Muhammadiyah Dr Hamka, Universitas Negeri Makassar, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Selanjutnya, dari Universitas 17 Agustus 1956 Semarang, Universitas Garut, Universitas Khairun, Universitas Merdeka Malang, Universitas Sains Al Quran, Universitas Tidar, Universitas Pendidikan Mandalika.
Kehadiran mahasiswa yang didampingi dosen Unimal Ayi Jufridar diterima Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bireuen, Reza Fitria SSI MSi bersama stafnya Ferry Ramadhan di pendopo Bupati Bireuen.
Kamar Soekarno sejak beberapa waktu lalu sudah ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya di Bireuen.
Amatan awak media, para mahasiswa dari sejumlah provinsi tersebut mendengar berbagai penjelasan tentang sejarah kehadiran Bung Karno di Bireuen di waktu itu. Sejumlah mahasiswa juga ikut bertanya.
Usai penjelasan, para mahasiswa melihat berbagai ruangan di pendopo Bupati Bireuen termasuk ruangan tempat tidur Bung Karno.
Juga ruang adat serta ruang kebudayaan dengan berbagai barang peninggalan sejarah.
Ayi Jufridar mengatakan, para mahasiswa sangat penting untuk mempelajari salah satu peninggalan sejarah kemerdekaan RI.
Selain bernilai sejarah, kunjungan ke Pendopo Bupati Bireuen dinilai perlu untuk menyerap spirit perjuangan masyarakat Bireuen yang dikenal sebagai Kota Juang.
“Bukan sekadar melihat kamar yang pernah ditempati Presiden Soekarno, tapi diharapkan mahasiswa bisa terinspirasi dengan semangat perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan mengimplementasikan
dalam meraih cita-cita,” ujar Ayi Jufridar
Selain memperkenalkan Bireuen sebagai Kota Juang, lanjut Ayi, mahasiswa juga diajak mengenal kuliner asli Aceh yang ada di cafe Bireuen.
“Intinya, kami mengambil kesempatan mengajak mahasiswa untuk mengenal kebudayaan Aceh yang kaya, termasuk dalam hal kuliner,” sambung Ayi Jufridar yang didampingi mentor Kelompok 3, Khaira Lulvita, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh.
Dijelaskan, PMM Modul Nusantara merupakan salah satu program dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Modul Nusantara sudah berjalan dua angkatan di seluruh Indonesia.
Universitas Malikussaleh tahun ini menerima 140 mahasiswa peserta Modul Nusantara yang terbagi
dalam tujuh kelompok.
Leave a Reply